Kartu Indonesia Sehat (KIS) merupakan program Presiden Joko Widodo
agar rakyat mendapat jaminan kesehatan. Siapapun yang menerimanya akan
senang.
Begitu pula dengan Mimin Mintarsih (50), warga Pasir Jaya, Bogor
Barat. Ia begitu senang mendapat Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang selama
ini ditunggu-tunggu.Tapi, kegembiraan Mimin tidak berlangsung lama, dia kaget kemudian tertawa saat melihat dengan teliti tulisan di KIS yang dimilikinya.
Di alamat yang tertulis di KIS milik Mimin, tertulis 'SABAR MB, INSYAALLAH YANG KETIGA COWOK AMIN..RW 09,'.
Padahal alamat Mimin adalah di Kampung Taman Muara RT 02/09, Kelurahan Pasir Jaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat.
"Saya heran, kok alamatnya ngaco gitu dan aneh," katanya sambil tertawa saat ditemui TribunnewsBogor.com, Jumat (29/1/2016).
Tulisan alamat yang salah di kartu miliknya juga dialami enam anggota keluarganya, salah satunya Rohman, anak Mimin.
Ia mendapat kartu tersebut kemarin dan diberi oleh pengurus RT.
"Awalnya dua minggu lau dikasih cuma tiga kartu, yang saya, suami sama anak. Itu juga dikasihnya sama pengurus RT lain. Terus sisanya kemarin dikasih sama RT lain juga," katanya.
Sebelum KIS ini terbit, ia memegang kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), yang juga alamatnya salah.
Alamat yang tertera di Jamkesmas juga sama dengan alamat di KIS.
Meski begitu, KIS masih bisa ia gunakan untuk berobat.
"Kemarin saya pakai ke Puskesmas Pancasan bisa digunakan, nggak pakai surat apapun dan bebas biaya. Yang kayak gini juga banyak sih, nggak cuma keluarga saya, tetangga saya juga alamatnya salah," tuturnya.
"Awalnya dua minggu lau dikasih cuma tiga kartu, yang saya, suami sama anak. Itu juga dikasihnya sama pengurus RT lain. Terus sisanya kemarin dikasih sama RT lain juga," katanya.
Sebelum KIS ini terbit, ia memegang kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), yang juga alamatnya salah.
Alamat yang tertera di Jamkesmas juga sama dengan alamat di KIS.
Meski begitu, KIS masih bisa ia gunakan untuk berobat.
"Kemarin saya pakai ke Puskesmas Pancasan bisa digunakan, nggak pakai surat apapun dan bebas biaya. Yang kayak gini juga banyak sih, nggak cuma keluarga saya, tetangga saya juga alamatnya salah," tuturnya.
Ketua RW 09, Muhammad Kamil mengatakan pihaknya sebenarnya sudah melakukan validasi data saat pengajuan KIS warga.
"Delapan bulan lalu, saya kumpulkan pengurus RT untuk perbaharui data lagi warga, jadi yang sudah meninggal itu ketahuan. Dan semua warga saya daftarkan," ungkapnya.
Namun, yang terjadi masih banyak data alamat warga yang masih salah dan tidak lengkap.
Ia tidak mengetahui jumlah pasti berapa KIS yang mengalami kesalahan alamat.
Sebab, tidak semua KIS milik warga yang ia terima.
"Dari kelurahan gak diberi ke kami, dan saya nerima beberapa saja, itu pun dari petugas Kantor Pos. Sisanya, banyak warga yang mengambil sendiri ke kelurahan," ujarnya.
Ia pun heran karena masih ada warga yang belum menerima KIS, padahal saat pendataan ia daftarkan semua warganya yang berjumlah sekitar 600 orang.
"Delapan bulan lalu, saya kumpulkan pengurus RT untuk perbaharui data lagi warga, jadi yang sudah meninggal itu ketahuan. Dan semua warga saya daftarkan," ungkapnya.
Namun, yang terjadi masih banyak data alamat warga yang masih salah dan tidak lengkap.
Ia tidak mengetahui jumlah pasti berapa KIS yang mengalami kesalahan alamat.
"Dari kelurahan gak diberi ke kami, dan saya nerima beberapa saja, itu pun dari petugas Kantor Pos. Sisanya, banyak warga yang mengambil sendiri ke kelurahan," ujarnya.
Ia pun heran karena masih ada warga yang belum menerima KIS, padahal saat pendataan ia daftarkan semua warganya yang berjumlah sekitar 600 orang.
Bahkan, orang yang sudah meninggal juga masih mendapatkan KIS.
Madura berbeda
Sementara itu, terkait KIS ini, ada yang unik dari daerah Madura.
Orang Madura memiliki nama warna berbeda dengan sebagian besar warga lainnya di Indonesia.
Ada dua warna yang sangat berbeda bagi orang Madura, yakni biru dan hijau.
Warna biru di Madura disebut warga ungu. Sementara itu, warna hijau disebut warna biru daun.
Perbedaan nama warna itu yang lantas membuat Presiden Joko Widodo tertawa, belum lama ini.
Madura berbeda
Sementara itu, terkait KIS ini, ada yang unik dari daerah Madura.
Orang Madura memiliki nama warna berbeda dengan sebagian besar warga lainnya di Indonesia.
Warna biru di Madura disebut warga ungu. Sementara itu, warna hijau disebut warna biru daun.
Perbedaan nama warna itu yang lantas membuat Presiden Joko Widodo tertawa, belum lama ini.
Hal itu terjadi saat Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa
menjelaskan perbedaan Kartu Indonesia Pintar, Kartu Keluarga Sehat, dan
Kartu Indonesia Sejahtera.
"Yang warna ungu namanya Kartu Indonesia Pintar, yang biru daun namanya Kartu Indonesia Sehat, dan yang warna merah namanya Kartu Keluarga Sejahtera," kata Khofifah saat membagikan tiga kartu "sakti" di Bangkalan, Selasa (10/11/2015).
"Jadi, orang Madura memang beda warnanya, Pak Presiden," lanjut Khofifah.
Mendengar penjelasan itu, Jokowi dan sejumlah pejabat hanya tertawa.
Selanjutnya, satu per satu, Khofifah menjelaskan tentang fungsi ketiga kartu yang diterima warga.
Selain itu, Khofifah menegaskan kepada kepala desa di Bangkalan bahwa tidak ada kata terlambat untuk mengusulkan warga yang berhak untuk mendapatkan tiga kartu andalan program Presiden Jokowi itu.
"Tidak ada kata terlambat untuk mengusulkan tambahan warga miskin lainnya. Saya minta kepada kepala desa agar lebih pro-aktif," ungkap mantan Ketua Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama ini.
"Yang warna ungu namanya Kartu Indonesia Pintar, yang biru daun namanya Kartu Indonesia Sehat, dan yang warna merah namanya Kartu Keluarga Sejahtera," kata Khofifah saat membagikan tiga kartu "sakti" di Bangkalan, Selasa (10/11/2015).
"Jadi, orang Madura memang beda warnanya, Pak Presiden," lanjut Khofifah.
Mendengar penjelasan itu, Jokowi dan sejumlah pejabat hanya tertawa.
Selain itu, Khofifah menegaskan kepada kepala desa di Bangkalan bahwa tidak ada kata terlambat untuk mengusulkan warga yang berhak untuk mendapatkan tiga kartu andalan program Presiden Jokowi itu.
"Tidak ada kata terlambat untuk mengusulkan tambahan warga miskin lainnya. Saya minta kepada kepala desa agar lebih pro-aktif," ungkap mantan Ketua Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama ini.
Khofifah mengungkapkan, tahun ini pemerintah sudah mencetak 88,2 juta kartu.
Tahun depan, pemerintah akan menambah lagi 4,2 juta kartu baru sehingga tahun 2016 akan ada 92,4 juta kartu di seluruh Indonesia.
"Kartu Keluarga Sejahtera, kalau dipegang petani, bisa untuk mendapatkan pupuk subsidi. Kalau dipegang nelayan, bisa untuk membeli solar bersubsidi," kata dia.
"Jika digunakan untuk mengurus sertifikat tanah, maka tidak usah membayar. Bisa juga untuk digunakan membeli elpiji tiga kilogram bersubsidi," kata Khofifah lagi. (Yudhi Maulana Aditama)
Tahun depan, pemerintah akan menambah lagi 4,2 juta kartu baru sehingga tahun 2016 akan ada 92,4 juta kartu di seluruh Indonesia.
"Kartu Keluarga Sejahtera, kalau dipegang petani, bisa untuk mendapatkan pupuk subsidi. Kalau dipegang nelayan, bisa untuk membeli solar bersubsidi," kata dia.
"Jika digunakan untuk mengurus sertifikat tanah, maka tidak usah membayar. Bisa juga untuk digunakan membeli elpiji tiga kilogram bersubsidi," kata Khofifah lagi. (Yudhi Maulana Aditama)
alat bantu sex wanita
BalasHapusalat bantu wanita
alat sex wanita
alat pembesar penis
alat pembesar payudara
obat pembesar payudara